Loading...
Berbicara tentang romantis, mungkin setiap orang berbeda. Terutama untuk cewe, saya sendiri tidak tau apa yang romantis bagi cewe dan apa yang di rasakannya.
Namun kadang kita termakan oleh sebuah dokterin sederhana, dimana yang namanya romantisme adalah kalimat gombal, rayuan gombal sehari hari yang mungkin bisa di ungkapkan.
Tidak sepenuhnya salah, tapi mari kita lihat kehidupan jujungan kita muhammad saw. sebagai pembawa ajaran islam.
1. Pangilan Romantis Kepada Istri Tercinta
Coba lihat ketika nabi memanggil istrinya, ia tidak memanggil namanya, ia memanggil dengan julukan yang justru memuliakan istrinya.
Ya Khumaira, Yang artiya kemerah merahan, beliau memangil aisyah dengan sebutan seperti itu. Romantis saya pikir, kenapa?
Karena saya merasakan sendiri kalimat itu, seperti menyenangkan sang istri termasuk pula yang yang memanggilnya. Kalau kita biasanya dengan kata kata ‘sayang, ayang atau lain sebagainya’.
Tapi apa yang membuat beda? kalau panggilan ayang dan sebagainya, lebih umum dan ganyak yang mengunakan, jadi tidak spesial.
Coba bandingkan dengan ya Khumaira, sebuah julukan spesial yang hanya di tunjukan untuk orang tertentu, tapi terrasa lebih idah dan nyaman.
Entah yang di rasakan wanita, tapi saya sebagai laki laki saya senang dengan senandung seperti itu, terkesan menyenangkan hati pasangan, seolah seperti kalimat romantis.
2. Tidak Pernah Memanjakan Makan
Dalam suatu kisah, beliau Pernah baginda pulang pada waktu pagi. Tentulah baginda saat itu amat sangat lampar. Tetapi dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan. Yang mentah pun tidak ada karena Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar.
Maka Nabi bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?”
Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.” Rasulullah lantas berkata, ”Kalau begitu aku puasa saja hari ini.” tanpa sedikit tergambar rasa kesal di wajahnya.
Beliau tidak pernah menuntut sesuatu dari istrinya, bahkan ketika kondisi beliau sedang lapar, beliau tetap tersenyum dan mengatakan kalau hari ini beliau puasa.
Memang tugas sang istri memasak, tapi bukan berarti kita harus memaksanya memasak dan kemudian mentuntuk hak kita? lihat apa yang dilakukan beliau, beliau tidak memaksa dan tetap saja tersenyum.
Beliau menambahkan: “Sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya.”
3. Membantu Pekerjaan Istri
Kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menambalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Mungkin tidak terlihat romantis di mata pria, tapi menurut buku yang pernah saya baca (kalau saya tidak salah tangkap), alan and barbara peace mengenai mens and women.
Hal paling romantis bagi wanita, adalah ketika sang suami ikut membantu pekerjaan istri, pekerjaan yang sudah di anggap wajar bagi istri namun di lakukan oleh sang suami.
Terlihat sepele memang, tapi bagi wanita mungkin itu hal paling luar biasa, apalagi bagi istri. Dimana kalau kita sudah berkeluarga, sudah kebal kalau hanya lewat gombal atau hanya rayuan manis.
Beliau (Muhammad saw, red) juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.
Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur.
4. Romantisme di Kamar
Satu hal lagi yang saya dengar dari belau, tapi saya lupa bagaimana redaksi hadisnya tapi intinya seperti ini.
Suatu saat, aisyah di tanya menggenai hal yang paling menyenangkan dan terindah di mata ia mengenai muhammad. aisyah menjawab:
Pernah suatu malam, dimana aku dan beliau tidur dalam satu ranjang dan di selimuti kain yang sangat kecil yang tidak dapat menyelimuti tubuh kami semuanya.
Lalu ketika kulit beliau bertemu dengan kulitku, beliau meminat ‘ya Khumaira, ijinkan aku menyembah tuhanku’, lalu beliau sembayang dahulu.
Maksudnya seperti apa? coba kita banyangkan, kalau kita bersama istri kita, di malam malam yang dinggin dan dimana tubuh kita bersentuhan.
Apa yang terjadi?
Ehm… mungkin saat itu adalah saat yang indah untuk bermesraan (jangan di bayangkan terlalu jauh ya, hehehe).
Tapi ada apa dengan beliau? Beliau masih ingat dengan tuhan, sebelum menjalankan haknya beliau menjalankan haknya pula dengan tuhan, beliau sembayang terlebih dahulu.
Meskipun beliau seorang nabi, tapi beliau tetap meminta ijin istrinya untuk beribadah. Beliau tetap menghargai istrinya dengan meminta ijin, alangkah romantisnya saya pikir.
Itu hanya sepengal kisah dari perjalanan beliau dalam keluarga, mungkin masih banyak lagi yang saya tidak tau tentang hal paling romantis dalam Islam
Sumber: beranihijrah.org
Loading...
Tag :
kesempurnaan,
romantis