Loading...

Belajar Dari Kisah LDR 6 Tahun Lalu Ditinggal Nikah, Ini Alasan Untuk Kadang Berani Merelakan

Loading...

Mantan Biarawati yang saat ini memeluk agama Islam, Ustadzah Irena Handono mengingatkan kepada para Muslimah khususnya para Ibu rumah tangga untuk memberikan perhatian khusus dalam mendidik anak, mendidik anak di era seperti ini dibutuhkan ekstra pengawalan. Ekstrimnya, jika perlu dari tidur hingga bangun tidur kita memantaunya.
“Ibu banyak meninggalkan pekerjaan utamanya mengurus anak. Andai memiliki baju bagus, tapi baju tersebut diletakan di lemari pembantu, bagaimana perasaannya? Tentu tidak ikhlas, bukan?” ujar Ustadzah Irena dalam sebuah kajian “Wahai Bunda Didiklah Aku dalam Islam” yang dibawakan oleh Pengasuh Majlis Ta’lim Al-Muhtadin dan Forum Komunikasi Lembaga Pembina Muallaf. Demikian dilansir islamedia.id.
Kondisi saat ini menurut Ustadzah Irena banyak para ibu jauh bagi anak, bahkan seolah “tidak ada”, untuk mengurus anak saja seorang ibu saat ini sudah membutuhkan baby sitter.
Mantan biarawati keturunan Thionghoa ini menitipkan pesan moral para para ibu tentang mendidik anak. Ia menganalogikan seorang anak bagaikan gaun yang sangat mahal dan mesti dijaga super ketat.
“Mahal mana, gaun dengan putra dan putri kita yang dipercaya oleh baby sitter? Anak jangan dititipi oleh orang yang ‘tidak
terpelajar” Tanya Ustadzah Irene.
Ustadzah Irena menyebutkan amanah orangtua di dalam al-Qur’an. ”Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah Subhanahu Wata’ala terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan,” ujarnya mengutip Surat At-Tahrim: 6.
Karenanya, para orangtua disarankan memperhatikan ayat ini agar terus termotivasi jauh dari neraka. Sebab pengikisan agama terjadi secara perlahan karena pengaruh budaya dan pola pikir.
Harus disadarkan bawah orangtua yang “meninggalkan” anaknya di rumah dengan alasan bekerja adalah tidak benar dan resikonya tidak kecil bagi rumah tangga.
“Orangtua harus disadarkan. Keliru jika wanita bekerja di kantor atau pabrik. Sebab Ibu Rumah tangga itu pekerjaan mulia dan pendidikan yang utama,” ujarnya menambahkan.Beberapa hari ini, kisah cinta pemilik akun facebook Retchy Jabang Saputri banyak dibicarakan netizen. Lewat akun pribadinya, ia membagi foto mantan kekasihnya yang bersanding di pelaminan bersama cewek lain. Padahal menurut pengakuannya, dia dan pria itu sudah menjalin hubungan selama 6 tahun. Dan selama 2 tahun terakhir dilewati dengan hubungan jarak jauh. Tanpa banyak memberikan penjelasan, si pria tiba-tiba menghubungi Retchy untuk meminta maaf harus mengakhiri hubungan dan memberikan undangan pernikahan.
Tak ada yang bisa membayangkan jika berada di posisi Retchy. Karena mengalami putus cinta di tengah jalan tanpa ada kepastian sebelumnya memang terasa menyakitkan. Perjuangan yang telah bertahun-tahun dilalui, jelas terasa sia-sia. Waktu pun terasa terbuang percuma. Namun di balik kondisi hati yang mungkin tak bisa lagi dijelaskan bagaimana sakitnya, ada hal yang harus tetap bisa kamu relakan dengan legawa.
Poros dunia yang mendadak kacau, membuatmu masih berpikir mungkin ini hanya mimpi sem
Bertahun-tahun menjalani hubungan yang kamu pikir akan selalu baik-baik saja, lalu harus berakhir tiba-tiba, tentu membuat poros duniamu mendadak kacau. Meski terdengar berlebihan, tak dipungkiri mau tidak mau kamu harus mengalami limbung seketika. Tahap denial pun tak luput kamu lewati. Mencoba berpikir bahwa ini hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir ketika kamu terbangun.
Namun sayangnya, inilah kenyataan yang memang harus kamu hadapi. Kenyataan yang bagimu lebih menyakitkan dibandingkan mimpi buruk yang selama ini sering kamu alami.
Merelakan jelas tak pernah mudah. Namun menggenggam dia yang memilih pergi, jauh lebih menyiksa
Setelah menerima kenyataan yang bagimu sangat menyakitkan ini, merutuk berkali-kali pun tak bisa membuat hati dan pikiranmu lebih lega. Malah akan membuat dirimu lebih sakit lagi. Merelakan mungkin menjadi pilihan paling berat yang harus kamu jalani, tapi akan paling melegakan nantinya.
Merelakan jelas tak pernah mudah, kamu dipaksa menerapkan ilmu ikhlas yang tak semua orang bisa kuasai. Namun asal kamu tahu, mempertahankan dia yang memang sudah tak ingin berada di sisimu adalah keputusan yang paling salah. Jika kamu mengambil keputusan ini, kamu pasti akan menyesalinya di kemudian hari.
Biarkan dia yang memilih pergi untuk mengambil jalan hidupnya sendiri. Kamu juga berhak menentukan jalan hidup baru setelah ini. Merelakan sesuatu yang telah kamu sadari tak akan pernah kamu miliki, pada awalnya memang menorehkan luka menganga. Tapi bukankah lebih baik luka sekarang, dan hidup tenang kemudian? Setidaknya rasa tidak diinginkan tidak akan kamu rasakan selamanya.
justify;">Dari sini kamu belajar menghargai diri sendiri. Toh kadang hidup memang kadang harus berjalan tak sesuai keinginan pribadi
Kamu jelas masih punya harga diri, yang tak perlu mengemis dia untuk bertahan jika keputusannya untuk pergi sudah bulat. Dari sini, kamu diingatkan kembali untuk kembali menghargai diri sendiri. Siapa tahu selama menjalani hubungan bersama dia, kamu lupa untuk mencintai diri sendiri. Karena terlalu fokus mencintai dia setengah mati.
Padahal rumus agar tak sakit hati cuma satu, yakni cintai dirimu sendiri dulu sebelum mencintai orang lain setengah mati.
Kamu pun harus menyadari satu hal, bahwa hidup tak bisa selalu berjalan dengan rencana yang kita rancang. Karena sebaik apapun rencana yang sudah kita siapkan, selalu ada rencana Tuhan yang lebih besar. Itulah mengapa, tak selalu hidup bisa berjalan sesuai dengan yang kita inginkan.
Karena yang baik saja belum tentu mampu bertahan hingga akhir hari. Justru dia yang tangguh yang layak diperjuangkan hingga nanti
Sementara berbicara tentang seseorang yang bisa bertahan hingga nanti, kamu butuh seseorang yang tak sekadar baik saja. Dia yang selama ini yang tak pernah luput membalas pesanmu, belum tentu dia yang akan melamarmu. Atau dia yang memilih lama bersamamu, belum tentu akan menjadi orang yang memilihmu menjadi pelabuhan terakhirnya.
Memilih pasangan hanya karena label baiknya, rasanya semakin kesini sudah terasa semakin naif. Kamu memang membutuhkan orang yang baik sebagai jodohmu kelak, tapi sosok dia yang tangguh sebenarnya jauh lebih kamu butuhkan. Dia yang tangguh bertahn justru yang layak kamu perjuangkan hingga nanti. Karena meski sesekali dia yang tangguh membuatmu memar di hati, namun apapun yang terjadi dia juga yang akan bergeming memilih bertahan di sisimu.
Kalau dia memilih pergi, artinya Tuhan sedang menyiapkan jodoh yang lebih layak untukmu nanti
Jangan ditanya bagaimana rasanya ditinggalkan. Hati yang remuk itu sudah tak tahu bagaimana caranya bisa terbentuk lagi. Kalimat penenang seperti “Sabar ya,” hanya akan menjadi pemanis sementara. Karena jauh di lubuk hati terdalam, kamu tahu tak akan bisa sabar menghadapi kondisi seperti ini.
Namun kalau kamu sedikit mau bersabar sebentar lagi saja, sebenarnya Tuhan sedang menyiapkan dia yang lebih baik. Kamu sudah diselamatkan dari orang yang mungkin nantinya tidak akan bisa membahagiakanmu. Jodoh yang lebih layak pun sedang dipersiapkan untukmu.
Menghadapi kondisi seperti ini memang tak pernah mudah. Pun tulisan ini tidak memintamu untuk langsung merelakan dia yang telah pergi begitu saja. Selalu ada proses berat yang harus kamu jalani sebelumnya. Namun setidaknya alasan-alasan ini akan membuatmu kembali berpikir, bahwa terlalu lama tenggelam dalam penyesalan juga tak akan membawa hidupmu kemana-mana. Kamu hanya akan terjebak di satu sisi yang sama sambil terus-terusan meratapi nasib.

Loading...
Tag : Informasi
Back To Top