Loading...

Sudah Bercerai Tapi Masih Akrab Sama Suami/Istri, Apa Boleh?

Loading...

Mantan suami/istri sudah menikah lagi dan Anda masih berhubungan untuk urusan anak. Pertemuan-pertemuan itu  sedikit demi sedikit kembali menumbuhkan cinta untuk Anda.

Tak ingin rujuk, tetapi salahkah jika menikmati pertemanan ini? dalam kondisi seperti ini, beberapa batasan yang penting anda pahami

Melihat kekompakan seorang istri dengan mantan istrinya suami, selalu membuat banyak orang berdecak kagum. Senantiasa rukun, terlebih demi anak yang menjadi bagian dari dua buah pernikahan, amat luar biasa.

Karena biasanya, hampir tidak pernah ada hubungan yang benar – benar baik antara mantan dan penggantinya.

Berbincang dengan Anggia Chrisanti, konselor dan terapis dari Biro Konsultasi Psikologi Westaria, terungkap bahwa kompak dengan mantan istrinya suami ternyata tidak sepenuhnya tepat. Walau bukan berarti harus bertikai.

Menurut Irma Makarim, perceraian sebaiknya tidak memisahkan orang tua dari anak-anaknya.  Walaupun telah berpisah, Anda dan suami akan tetap menjadi orang tua mereka.

Selama masing-masing pihak menyadari bahwa pertemuan ini hanya sebatas perawatan anak, biasanya tak ada masalah.

Yang perlu dipertanyakan bila kedekatan ini menumbuhkan benih kasih kembali, seperti yang kini mulai Anda rasakan.

Sebelum melangkah lebih jauh, cobalah pikirkan kembali apa yang sebenarnya Anda inginkan: membiarkan diri terjebak dalam perselingkuhan dengan mantan suami dengan hubungan tak jelas, atau membuka diri untuk mendapatkan pasangan yang lebih layak dan baik.

Kalau Anda memang jujur tak mau rujuk, untuk apa membiarkan benih-benih cinta ini tumbuh kembali.

“Dalam sebuah penelitian psikologi, bisa berteman dengan mantan pacar saja dapat dikategorikan ‘sakit jiwa’, tentu bukan dalam konteks sakit jiwa yang sesungguhnya,” buka Anggia Chrisanti kepada Aura, Senin (12/2).

“Mengapa? Karena dalam sudut pandang paling sederhana, di dalam tindakan ini terdapat kecenderungan pengabaian perasaan,” lanjut Anggia Chrisanti.

Benar, misalnya Anda telah sama – sama move on. Tapi, apa iya perasaan dan kenangan yang pernah dilalui bersama sama sekali tidak membekas dan berarti? Baik secara ingatan (logika berpikir) dan perasaan.

Menurut psikolog Monty Satiadarma, pengambilan keputusan yang terlalu cepat terkadang menimbulkan sesal di kemudian hari.

Namun, ketika keputusan sudah ditempuh, maka seseorang harus bertanggung jawab atas keputusan itu dan mengemban segala risiko yang ada.

Hubungan interpersonal tidak harus terputus, sekalipun pernah ada masalah yang membuat Anda berdua terpisah.

Tetapi, sebaiknya Anda tetap waspada terhadap gejolak emosional yang ada kalanya sulit terkendali.

Meskipun ada juga yang mengatakan, bahwa kedewasaan dan kematangan menjadi salah satu tolok ukur ketika seseorang sudah bisa memaafkan dan berteman dengan mantan.

“Akan tetapi, berteman tidak lantas berarti terus menerus membuat mantan ada dalam lingkaran kehidupan Anda, menjadi akrab, dan melibatkan mantan dalam hampir semua kehidupan,” tegas Anggia Chrisanti. “Dan ini baru dari sudut pandang mantan dengan mantan.  Namun yang lebih ‘gila’, ingat, bukan dalam artian sakit jiwa sesungguhnya, adalah ketika kita sebagai istri baru, akrab dengan mantan istrinya suami,” bilang Anggia Chrisanti.

Dijelaskan Anggia Chrisanti, berteman antara kedua pihak ini pun sebetulnya tidak diwajibkan. Kenal baik dan tidak menyimpan dendam harus, tapi untuk sampai berakrab dan melibatkan mantan istri dalam kehidupan kita selalu, tidak perlu.

“Beberapa beralasan demi anak. Betul. Namun demikian, batasi waktunya. Tidak perlu terlalu intens. Ramah dan sopan harus.

Tapi bukan berarti harus seakrab itu,” kata Anggia Chrisanti. “Dalam Islam saja, misalnya, sudah sangat jelas bahwa hubungan suami dengan mantan istrinya adalah bukan lagi muhrim. Artinya, tidak boleh berdekatan lagi,” sambungnya

Mantan suami kini telah membina keluarga baru, Anda juga telah memutuskan untuk tidak bersamanya, seperti halnya dia memutuskan untuk membina hidup bersama dengan orang lain.

Bukankah Anda juga telah merelakannya dengan menempuh keputusan berpisah. Kalau masih ada tersisa kenangan indah di masa lampau, biarkan hal itu menjadi bagian yang pernah mewarnai keindahan hidup Anda.

Batasi hubungan Anda agar tidak terlalu jauh mengintervensi kehidupan mantan pasangan Anda bersama keluarganya kini.

Sumber: beranihijrah.org
Loading...
Tag : Informasi
Back To Top