Loading...
Semalam ketika menghadiri sebuah majelis ilmu, saya bertemu dengan seorang ummahat yang sudah 12 tahun menikah namun hingga saat ini belumlah memiliki buah hati.
Sebut saja Ummu A. Saya salut pada pernikahan beliau.. walaupun belasan tahun masih berdua, namun antara dirinya dan suaminya masih sangat romantiiiiss.
Beliaupun bercerita kepada saya bagaimana ketika beberapa orang suka KEPO akan keadaannya yang tak kunjung hamil, padahal suaminya saja tidak mempermasalahkan dan yang acapkali memintanya bersabar.
Namun justru ketenangan itu terganggu dari luar, dari ucapan ucapan yang tak bertanggung jawab..
“Sudah lama yaa nikahnya, tapi kok belum punya anak?”
“Pernikahan itu ga lengkap lho kalo tanpa tangisan buah hati.”
“Kalo nikah ga punya keturunan, ntar apa bekal kita?”
Nah lhoo… Kalo saja mereka yang berucap ituuu ingat bahwa para istri Nabi setelah Ibunda Khadijah yang mereka masih muda seperti Aisyah binti Abu Bakar, Zaenab Binti Jahsy, ataupun Shafiyyah Binti Huyay juga tak memiliki keturunan kan?
Namun apakah di kala itu para shahabiyah yang dikaruniai banyaknya keturunan juga mempertanyakan apalagi menyindir atau sampai menyinyir? Tentu tidak.
Bukankah anak itu pemberian Allaah? Sebenarnya kagak masalah wanita yang belum punya momongan itu diajak ngobrol soal anak.
Asal jangan memojokkan dan menjurus seolah-olah karena dirinyalah rumah tangganya belum memiliki buah hati. Inilah yang sering terjadi dan malah bikin sensitif.
Tiap orang itu di uji dan memiliki ujian masing masing…
yang belum memiliki anak diuji..
yang sudah punya anakpun diuji..
yang belum menikah diuji..
yang sudah menikah pun diuji..
yang miskin diuji..
yang kaya pun juga diuji..
Belum tentu seseorang yang sering dianggap remeh karena keterbatasan keadaannya seperti cacat fisik atau mental lebih menderita dari kita.
Bisa jadi dia lebih bahagia karena dia mampu mensyukuri tiap nikmat Allaah padanya, sedangkan kita tidak.
Kalo sering dibilang, “Kan ketika kita mati, kita juga butuh doa anak shalih?”
Memang benar, namun ketika Allaah tak menghendaki seorang wanita memiliki keturunan, tentu Allaah lebih tahu apa yang tepat baginya dan wanita yang demikian tak perlu putus asa.
Amal shalihnya dan doa sesama muslim akan sampai pula padanya.
Suami, istri, anak, harta, dan juga kedudukan maupun gelar, itu semua amanah sebagai sarana dan prasarana dari Allaah untuk kita lebih dekat pada-Nya.
Bukan malah sebaliknya dijadikan ajang pamer, berbangga, serta merendahkan dan menghina orang lain.
Mari kita sibukkan diri dengan apa yang telah Allaah berikan untuk kita.
Jangan sibuk dengan melihat nikmat atau kurang orang lain, karena itu bukan malah menambah rasa syukur kita namun malah menambah rasa sombong dan ingkar dalam hati.
Baarakallaahufiikum
Sumber: akhwatmuslimah.com
Loading...
Tag :
Informasi